Kehadiran movie terbaru sang raja monster
ini membawa ekpestasi tinggi dan rasa penasaran tentang bagaimana
HoLlywood mengobati kekecewaan dari negara asal sang Monster, Jepang dan
para fans yang mengganggap Godzilla (Gojira) tahun 1998 silam melenceng
dari Godzilla originalnya. Kekecewaan Jepang ini tak main main, setahun
kemudian pada 1999 Toho sebagai studio kelahiran Godzilla membuat movie
versi tandingannya berjudul Godzilla 2000. Beberapa bulan sebelum
perilisan, Teaser & poster Godzilla bertaburan membawa efek
pancingan pada para penggemarnya, sebuah rasa penantian terhadap usaha
hollywood untuk mengekplorasi dan mengeruk keuntungan dari kisah monster
legendaris asal Jepang dengan tetap mematuhi koridor keasliannya.
Sampai saat ini, sejak diciptakan pada tahun 1954 ada banyak versi yang
menyelimuti asal usul kelahiran Godzilla, mulai dari akibat mutasi
radioaktif hingga hewan purbakala yang masih hidup. Tetapi publik Jepang
lebih menyukai tentang makna dibalik penciptaan Godzilla, yakni sebagai
wujud peringatan, simbol atau refleksi pada tragedi Bom Atom Jepang
yang menimbulkan kehancuran maha dasyhat di kota Nagasaki dan Hiroshima.
The Story
Pada dekade 1950 an, awal dari hadirnya
teknologi kapal selam bertenaga nuklir, dua negara pelopor teknologi
tersebut, Amerika dan Soviet tengah gencar melakukan tes uji tembak bom
nuklir. Namun sesungguhnya, serangkaian ledakan tes nuklir itu bukan
sebuah latihan tembak tetapi benar-benar sebuah misi penghancuran dengan
target super rahasia. Sayang usaha penyerangan dengan senjata nuklir
pada target tersebut tak berhasil, sang target tetap hidup hinggi kini.
Sebuah penelitian yang tergabung dalam proyek MONARCH, berusaha
memecahkan misteri mengenai adanya ‘makhluk asing’ berukuran raksasa
yang diberi nama M.U.T.O/Unnamed Multi-Legged Monster. Sebuah kompleks
PLTN Jepang hancur akibat MUTO yang tengah bersarang dibawah reaktor
Nuklir. Makhluk asing ini sangat menyukai radioaktif sebagai makanan dan
nutrisi utamanya, sehingga berusaha mencari sumber radioaktif,
Kehancuran PLTN ini kemudian ditutupi oleh pemerintah sebagai sebuah
kecelakaan. 15 Tahun kemudian, Ford yang kini menjadi seorang prajurit
penjinak bom mendapat informasi untuk datang ke Jepang, negara dimana
ayahnya ditahan sebagai kambing hitam atas peristiwa hancurnya PLTN.
Singkat cerita, MUTO yang sejak 15 tahun
silam bersarang di bekas PLTN terlahir menjadi monster serangga raksasa
(Winged), kelahiran MUTO memicu pula bangkitnya MUTO betina (Eight
Legged) yang lebih besar di sarangnya, kompleks penyimpatan limbah
radioaktif di Amerika. Muto membuat TKP penelitan porak poranda, setelah
kehilangan ayahnya, Ford bergabung bersama Para peneliti project
Monarch yang selamat kemudian bahu membahu bersama militer AS untuk
mencegah dua MUTO bertemu dan beranak pinak demi mencegah kehancuran
yang lebih dashyat bagi penghuni planet Bumi. Ditengah kekacauan akibat
bangkitnya MUTO, Godzilla keluar dari lautan mengikuti instingnya untuk
memburu monster buruannya (MUTO), munculnya Godzilla dari lautan
memunculkan bencana Tsunami yang hebat. Tiga monster raksasa superpower
jelas bukan tandingan militer AS, ditengah kegalauan tak mampu melawan
para raksasa, Umat manusia mendapat secercah harapan setelah melihat
Godzilla bertarung dengan gagahnya melawan duo MUTO.
Conclusion
Meski berhasil membawa image Godzilla
kembali pada versi orisinilnya, namun secara keseluruhan ane lebih
menyukai Godzilla versi Amerika (1998) yang saat itu termasuk film box
office yang meraih kesuksesan (Budget 130 juta, income 370 juta). Saat
menonton Godzilla 2014, 30% durasi penayangannya ane habiskan untuk
tertidur, hal ini mengungkapkan fakta bahwa cerita Godzilla 2014 tak
mampu mengobati rasa penasaran dan justru lebih jeblok dari versi 1998
dari sisi cerita. Alur yang membosankan (sudah terbiasa diangkat di
serial Tokusatsu), Akting yang kaku dengan drama yang ala kadarnya,
serta alur yang tak stabil membuat unsur ketegangannya terasa minimalis
tak seperti movie monster pada umumnya. Sungguh disayangkan, bila
dibandingkan dengan Pacifif Rim maka ane lebih memilih film besutan Del
Toro ini.
Sisi positif dari Godzilla 2014 adalah sosok Godzillanya sendiri yang super keren sesuai aslinya, senjata khas Godzilla, semburan api penghancur, munculnya lawan sepadan yang sama keren, Porsi lokasi di Jepang yang diperbanyak, dan direkrutnya aktor senior Jepang, Ken Watanabe (Sayang kualitas akting beliau seolah tak berdaya akibat ceritanya yang membuatnya demikian). Andai duel epic Godzilla vs Winged MUTO & Eight Legged MUTO diimbangi dengan cerita, tensi ketegangan, dan penampilan akting yang memukau, niscaya Godzilla membuat mata ane 100% menyala ketika menontonnya. At Least, Trophy kesuksesan Godzilla versi Hollywood nampaknya masih dipegang sutradara Roland Emmerich yang sangat melenceng dari origin nya, walau begitu keduanya tetaplah memiliki cita rasanya tersendiri. Soal cerita dan lainnya, 1998 lebih joss, Monster dan Fight Scene nya, 2014 lah jawaranya.
Sisi positif dari Godzilla 2014 adalah sosok Godzillanya sendiri yang super keren sesuai aslinya, senjata khas Godzilla, semburan api penghancur, munculnya lawan sepadan yang sama keren, Porsi lokasi di Jepang yang diperbanyak, dan direkrutnya aktor senior Jepang, Ken Watanabe (Sayang kualitas akting beliau seolah tak berdaya akibat ceritanya yang membuatnya demikian). Andai duel epic Godzilla vs Winged MUTO & Eight Legged MUTO diimbangi dengan cerita, tensi ketegangan, dan penampilan akting yang memukau, niscaya Godzilla membuat mata ane 100% menyala ketika menontonnya. At Least, Trophy kesuksesan Godzilla versi Hollywood nampaknya masih dipegang sutradara Roland Emmerich yang sangat melenceng dari origin nya, walau begitu keduanya tetaplah memiliki cita rasanya tersendiri. Soal cerita dan lainnya, 1998 lebih joss, Monster dan Fight Scene nya, 2014 lah jawaranya.
rilis: 8 Mei 2014
Sutradara: Gareth Edwards
Durasi: 123 menit
Musik: Alexandre Desplat
Cerita : Dave Callaham
Sutradara: Gareth Edwards
Durasi: 123 menit
Musik: Alexandre Desplat
Cerita : Dave Callaham
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar