Mengenal dan memahami saya

Foto saya
Haiiii, aku synthalia m,p Aku itu... Anti mainstream!!! Jadi jangan heran kalau konten di blog ini ga karuan hehe, Memang disengaja sih. Aku suka nonton drakor, anime, dll

Rabu, 18 Maret 2015

Godzilla 2014, Kembali pada Fitrahnya

Kehadiran movie terbaru sang raja monster ini membawa ekpestasi tinggi dan rasa penasaran tentang bagaimana HoLlywood mengobati kekecewaan dari negara asal sang Monster, Jepang dan para fans yang mengganggap Godzilla (Gojira) tahun 1998 silam melenceng dari Godzilla originalnya. Kekecewaan Jepang ini tak main main, setahun kemudian pada 1999 Toho sebagai studio kelahiran Godzilla membuat movie versi tandingannya berjudul Godzilla 2000. Beberapa bulan sebelum perilisan, Teaser & poster Godzilla bertaburan membawa efek pancingan pada para penggemarnya, sebuah rasa penantian terhadap usaha hollywood untuk mengekplorasi dan mengeruk keuntungan dari kisah monster legendaris asal Jepang dengan tetap mematuhi koridor keasliannya. Sampai saat ini, sejak diciptakan pada tahun 1954 ada banyak versi yang menyelimuti asal usul kelahiran Godzilla, mulai dari akibat mutasi radioaktif hingga hewan purbakala yang masih hidup. Tetapi publik Jepang lebih menyukai tentang makna dibalik penciptaan Godzilla, yakni sebagai wujud peringatan, simbol atau refleksi pada tragedi Bom Atom Jepang yang menimbulkan kehancuran maha dasyhat di kota Nagasaki dan Hiroshima.
The Story
Pada dekade 1950 an, awal dari hadirnya teknologi kapal selam bertenaga nuklir, dua negara pelopor teknologi tersebut, Amerika dan Soviet tengah gencar melakukan tes uji tembak bom nuklir. Namun sesungguhnya, serangkaian ledakan tes nuklir itu bukan sebuah latihan tembak tetapi benar-benar sebuah misi penghancuran dengan target super rahasia. Sayang usaha penyerangan dengan senjata nuklir pada target tersebut tak berhasil, sang target tetap hidup hinggi kini. Sebuah penelitian yang tergabung dalam proyek MONARCH, berusaha memecahkan misteri mengenai adanya ‘makhluk asing’ berukuran raksasa yang diberi nama M.U.T.O/Unnamed Multi-Legged Monster. Sebuah kompleks PLTN Jepang hancur akibat MUTO yang tengah bersarang dibawah reaktor Nuklir. Makhluk asing ini sangat menyukai radioaktif sebagai makanan dan nutrisi utamanya, sehingga berusaha mencari sumber radioaktif, Kehancuran PLTN ini kemudian ditutupi oleh pemerintah sebagai sebuah kecelakaan. 15 Tahun kemudian, Ford yang kini menjadi seorang prajurit penjinak bom mendapat informasi untuk datang ke Jepang, negara dimana ayahnya ditahan sebagai kambing hitam atas peristiwa hancurnya PLTN.
Singkat cerita, MUTO yang sejak 15 tahun silam bersarang di bekas PLTN terlahir menjadi monster serangga raksasa (Winged), kelahiran MUTO memicu pula bangkitnya MUTO betina (Eight Legged) yang lebih besar di sarangnya, kompleks penyimpatan limbah radioaktif di Amerika. Muto membuat TKP penelitan porak poranda, setelah kehilangan ayahnya, Ford bergabung bersama Para peneliti project Monarch yang selamat kemudian bahu membahu bersama militer AS untuk mencegah dua MUTO bertemu dan beranak pinak demi mencegah kehancuran yang lebih dashyat bagi penghuni planet Bumi. Ditengah kekacauan akibat bangkitnya MUTO, Godzilla keluar dari lautan mengikuti instingnya untuk memburu monster buruannya (MUTO), munculnya Godzilla dari lautan memunculkan bencana Tsunami yang hebat. Tiga monster raksasa superpower jelas bukan tandingan militer AS, ditengah kegalauan tak mampu melawan para raksasa, Umat manusia mendapat secercah harapan setelah melihat Godzilla bertarung dengan gagahnya melawan duo MUTO.
Conclusion
Meski berhasil membawa image Godzilla kembali pada versi orisinilnya, namun secara keseluruhan ane lebih menyukai Godzilla versi Amerika (1998) yang saat itu termasuk film box office yang meraih kesuksesan (Budget 130 juta, income 370 juta). Saat menonton Godzilla 2014, 30% durasi penayangannya ane habiskan untuk tertidur, hal ini mengungkapkan fakta bahwa cerita Godzilla 2014 tak mampu mengobati rasa penasaran dan justru lebih jeblok dari versi 1998 dari sisi cerita. Alur yang membosankan (sudah terbiasa diangkat di serial Tokusatsu), Akting yang kaku dengan drama yang ala kadarnya, serta alur yang tak stabil membuat unsur ketegangannya terasa minimalis tak seperti movie monster pada umumnya. Sungguh disayangkan, bila dibandingkan dengan Pacifif Rim maka ane lebih memilih film besutan Del Toro ini.
Sisi positif dari Godzilla 2014 adalah sosok Godzillanya sendiri yang super keren sesuai aslinya, senjata khas Godzilla, semburan api penghancur, munculnya lawan sepadan yang sama keren, Porsi lokasi di Jepang yang diperbanyak, dan direkrutnya aktor senior Jepang, Ken Watanabe (Sayang kualitas akting beliau seolah tak berdaya akibat ceritanya yang membuatnya demikian). Andai duel epic Godzilla vs Winged MUTO & Eight Legged MUTO diimbangi dengan cerita, tensi ketegangan, dan penampilan akting yang memukau, niscaya Godzilla membuat mata ane 100% menyala ketika menontonnya. At Least, Trophy kesuksesan Godzilla versi Hollywood nampaknya masih dipegang sutradara Roland Emmerich yang sangat melenceng dari origin nya, walau begitu keduanya tetaplah memiliki cita rasanya tersendiri. Soal cerita dan lainnya, 1998 lebih joss, Monster dan Fight Scene nya, 2014 lah jawaranya.
rilis: 8 Mei 2014
Sutradara: Gareth Edwards
Durasi: 123 menit
Musik: Alexandre Desplat
Cerita : Dave Callaham

sumber: 

Kasamago

Tidak ada komentar:

Posting Komentar